29/03/2019 Mitra Pasuruan
Mitra Pasuruan - Kepala
Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologo dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG), Hendra Gunawan mengatakan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) gunung
Bromo sempat diguyur hujan abu vulkanis dan tercium bau belerang ringan di
sektar pos pengamatan tersebut, Kamis.
Abu vulkanik Bromo tampak memenuhi atap dan
lantai sejumlah rumah dan fasilitas pendidikan di Kecamatan Tosari, Kabupaten
Pasuruan
"Berdasarkan laporan aktivitas gunung api yang kami terima
pada 28 Maret 2019 pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, secara visual terpantau hujan
abu di sekitar PPGA Bromo dan tercium bau belerang ringan di sekitar PPGA Bromo
yang berada di desa Ngadisari, kecamatan Sukapura, kabupaten Probolinggo,"
katanya saat dihubungi dari Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Abu vulkanik Gunung Bromo tak hanya berembus ke
Sukapura maupun Sumber di Kabupaten Probolinggo. Melainkan, juga di Tosari,
Kabupaten Pasuruan. Abu itu mulai dirasakan warga Kamis (28/3).
Menurutnya, gunung Bromo terlihat jelas hingga kabut, kemudian
asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih, kelabu, dan
coklat dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal yang tingginya berkisar
300-800 meter di atas puncak kawah, serta terjadi gempa vulkanis dalam sebanyak
tiga kali.
"Pada pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB, secara visual gunung
terlihat jelas hingga kabut. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna
putih, kelabu, dan coklat dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal yang
tingginya berkisar 50-700 meter di atas puncak kawah," katanya.
Sejak pagi
hari, abu mulai menyelimuti permukaan mulai dari permukiman dan ladang dengan
ketebalan 1 milimeter. Kendati sudah mulai berdampak di Tosari, namun aktivitas
masyarakat untuk bertani dan sekolah masih belum terganggu.
Dampak abu
vulkanik sendiri dikatakan sudah terasa beberapa waktu lalu, namun sebelumnya
masih cukup tipis. Dan kemarin, ketebalan abu menutupi semua jalan, atap,
sampai daun-daun, sehingga abu-abu sepanjang jangkauan mata.
“Terasa abu sudah cukup banyak datang sejak malam
hari, Rabu (27/3) pukul 22.00. Setelah kegiatan masyarakat saya pulang pukul
00.30, abu sudah terasa banyak datang,” terang Camat Tosari Abdul Ghoni.
Pagi hari, Ghoni sudah melihat permukiman dan
ladang yang tertutup abu vulkanik. Pagi hari kemarin dikatakan ketebalan abu
vulkanik sudah mencapai 1 mm. Kendati cukup tebal, namun dikatakan aktivitas
masyarakat Tosari masih berjalan seperti biasa. Termasuk yang bersekolah dan ke
ladang.
“Harapannya, setelah ada abu ini
bisa segera hujan karena malah bagus bisa sebagai pupuk. Namun, kalau tidak
hujan, terpaksa petani harus membersihkan satu per satu daun. Karena kalau
tidak dibersihkan, justru membuat daun kering,” terangnya.
Sedangkan aktivitas anak sekolah, dikatakan tetap
berjalan. Dari kecamatan dan Muspika langsung mengambil stok masker yang ada di
gudang dan dibagikan kepada pelajar dan masyarakat sekitar. Warga juga sudah
ada yang memakai masker secara mandiri, termasuk pelajar. Namun, untuk antisipasi,
Muspika keliling untuk mematau agar semua warga bisa memakai masker.
Kemarin,
mereka juga dipantau Puskesmas Tosari. Sementara warga masih belum ada yang
terdampak sesak napas atau ISPA. Namun, tetap dari tenaga kesehatan berjaga
apabila ada masyarakat yang terdampak karena abu vulkanik. (DS)
0 Komentar