Mitra Pasuruan – Memasuki musim panen raya, harga kentang di
Kabupaten Pasuruan terjun bebas. Saat ini, harga kentang setiap kilonya
hanya Rp 3 ribu. Padahal, sebelumnya harga kentang per kilogramnya Rp 9
ribu. Petani setempat pun berharap agar ada solusi sehingga harga
kentang kembali normal.
Salah seorang petani asal Desa Wonokitri, Sujayani, 39 mengungkapkan,
turunnya harga kentang ini, membuat biaya operasional untuk tanam dan
pemeliharaan yang dikeluarkan, tidak bisa tertutupi. Untuk
menyiasatinya, ia mengurangi bibit kentang yang ditanam. Sehingga,
kerugian yang dialaminya tidak terlalu besar.
Menurutnya, kentang yang ditanami petani dalam kondisi bagus, namun
konsumen yang membeli sedikit. Akibatnya, turunnya harga kentang itu
berdampak pada harga. Sejatinya, turunnya harga kentang tidak
berlangsung secara drastis. Namun, sedikit demi sedikit. Awalnya, harga
per kilogramnya Rp 8 ribu lalu Rp 7 ribu.
“Harga kentang turun semenjak musim panen. Sudah tiga bulan ini.
Sejak awal Januari lalu. Memang tidak langsung anjlok. Namun, ini sangat
terasa bagi petani seperti saya,” jelasnya.
Sukaris, 48, petani kentang lainnya menjelaskan, penurunan harga
kentang ini tidak terlepas dari dampak musim panen raya. Akibatnya,
komoditi kentang melimpah. Namun di sisi lain, konsumen yang membeli
kentang menurun.
Ia menyebut petani biasanya menyiasati kondisi ini dengan menyimpan
sebagian kentang yang dipanen. Namun, hal ini bergantung pada kondisi
kentang. Jika komoditi kentang tidak bagus, maka kentang bisa cepat
membusuk.
“Rata-rata, kentang yang ditanam itu jenis granola. Mayoritas warga
di Kecamatan Tosari ini menjual kentang melalui tengkulak. Ada yang
dijual ke Kota Malang, bahkan Kota Batu,” ungkap Sukaris.
Camat Tosari Abdul Ghony membenarkan anjloknya harga kentang. Kondisi
ini memang hampir sering terjadi saat panen raya. Namun, kondisi ini
tidak mempengaruhi semangat tanam petani. Sebab, mereka memiliki
keyakinan jika harga akan naik saat panen berikutnya.
Menurutnya, Pemkab Pasuruan melalui pihak kecamatan tetap rutin
membantu petani dengan memberikan bantuan bibit maupun pupuk. Termasuk
melakukan pembinaan rutin pada kelompok tani (poktan) melalui UPT
Pertanian di Kecamatan Tosari.
“Biasanya kalau musim panen pertama anjlok, maka empat bulan lagi di
panen berikutnya, harga lebih stabil. Walau belum normal, namun biasanya
berada di kisaran Rp 5 ribu,” kata Ghony.(DK)
0 Komentar