13/03/2019 Mitra Pasuruan
Mitra Pasuruan – Terbatas nya pasokan dan kuota Solar yang ada di SPBN Lekok mengakibatkan
para nelayan sering kesusahan untuk berangkat melaut untuk mencari ikan,
Pada akhirnya, para
nelayan terpaksa membeli solar di SPBU dan pedagang eceran. Sedangkan,
harga solar di pengecer jauh lebih mahal. Sehingga, membuat ongkos
melaut semakin membengkak.
Dalam beberapa hari ini
kondisi Cuaca mulai bersahabat, membuat beberapa nelayan di Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan,
sedikit kelimpungan karena keinginan melaut menjadi tertunda. Dikarenakan untuk melaut, mereka sering kesulitan untuk mendapatkan solar.
Sedangkan, kuota solar di SPBN Lekok sering kehabisan.
Pada akhirnya sejumlah nelayan bergerak dan mempunyai
inisiatif, Agar tidak kehabisan
stok, sejak pagi dini hari sekitar pukul 06.00 sudah rela mengantri
agar mendapatkan solar,
jirigen-jirigen para nelayan sudah berjajar mengantri sampai sore. Namun bila sudah habis,
mereka harus mencari solar ke tempat lain.
Kepala Bidang Kenelayanan Dinas
Perikanan Kabupaten Pasuruan Alamsyah Supriadi mengatakan, sejak awal 2019,
kuota solar SPBN nelayan di Kabupaten Pasuruan sudah ditambah. Yang semula
hanya 16 ribu liter per hari, kini menjadi 150 ribu liter per hari.
“Sebenarnya sudah ada kenaikan
kuota yang signifikan. Hanya saja sejak pertengahan Februari terjadi musim
melaut dan permintaan solar menjadi cukup tinggi,” ujarnya.
Selain itu, yang menjadi
masalah, saat kuota solar habis, tangki SPBN harus menunggu untuk diisi. Inilah
yang membuat solar sampai kosong dan tidak bisa melayani pembeli. “Berbeda
dengan SPBU yang tangkinya banyak, sehingga saat satu habis dan diisi, bisa
menggunakan tangki yang lain,” ujarnya.
Alamsyah mengatakan, terkait
keluhan ini, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kementerian ESDM dan AKR.
Menurutnya, sejak SPBU membatasi pembeli solar dengan jeriken, banyak nelayan
yang akhirnya membeli di SPBN. Sehingga, permintaan pembelian solar meningkat. (MP)
0 Komentar